Selamat datang di Blog LDK KMA

LDK KMA (Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Muslim AKA)

Selamat datang di Blog LDK KMA

LDK KMA (Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Muslim AKA).

Selamat datang di Blog LDK KMA

LDK KMA (Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Muslim AKA).

Selamat datang di Blog LDK KMA

LDK KMA (Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Muslim AKA).

Selamat datang di Blog LDK KMA

LDK KMA (Lembaga Dakwah Kampus Keluarga Muslim AKA).

Kamis, 25 Agustus 2011

Lailatul Qadar: Sang Malam Yang Tersembunyi


Foto: wahjoesapoetro.student.fkip.uns.ac.id


Sungai akan terasa berhenti mengalir dan langit akan terlihat lebih cerah. Suasana subuh terasa lebih hangat dari biasanya. Tak dinyana, pun segerombolan orang yang berbaju putih lalu-lalang tersaji dalam pandangan.
Kondisi-kondisi di atas, kata seorang teman, merupakan pengalaman beberapa orang yang mengklaim telah menemukan lailatul qadar. Lailatul qadar seakan menjadi sebuah momen yang sungguh sakral lagi langka.
Sebenarnya, apa yang dimaksud dengan lailatul qadar itu?
Lailatul qadar terdiri dari dua kata: “lailah”yang artinya ‘malam’; “qadr”  yang artinya ‘kemuliaan’. Gabungan dua kata ini berarti “malam kemuliaan”. Karena itu, kita tidak menyebut “malam lailatul qadar” karena berarti ada kata “malam” yang berulang; “malam lailatul qadar” = “malam-malam qadar.”
Lailatul Qadar disebut dalam Alquran dalam surat Al-Qadr.
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada lailatul-qadar. 2. Dan tahukah engkau apakah lailatul-
qadar itu? 3. Lailatul-qadar itu lebih baik dari seribu bulan. 4. Malaikat dan Ruh (Jibril) turun padanya dengan izin Tuhannya membawa segala perintah. 5. Sejahteralah malam itu sampai terbit fajar.
Lailatul Qadar, terjadi pada sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan, sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Carilah lailatul qadar pada sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari).
Ada yang berpendapat bahwa lailatul qadar adalah malam kedua puluh tujuh, sebagaimana ditegaskan oleh Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu.
Namun pendapat yang paling kuat dari berbagai pendapat yang ada sebagaimana dikatakan Ibnu Hajar dalam Fathul Bari bahwa lailatul qadar itu terjadi pada malam ganjil pada sepuluh malam terakhir dan waktunya berpindah-pindah dari tahun ke tahun.
Mungkin pada tahun tertentu terjadi pada malam kedua puluh tujuh,  mungkin juga pada tahun yang berikutnya terjadi pada malam kedua puluh lima. Ini tergantung kehendak dan ketetapan Allah Ta’ala. Hal ini dikuatkan oleh sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salla.Carilah lailatul qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan pada sembilan, tujuh, dan lima malam yang tersisa.”  (HR. Bukhari)
Hikmah yang dapat diambil, Allah menyembunyikan malam qadar agar hamba-Nya mencarinya setiap malam. Oleh karena itu, selayaknya seorang muslim menghidupkan malam-malam terakhir dengan berbagai  ibadah untuk mendapatkan lailatul qadar, di antaranya:
  1. I’tikaf
    Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terbiasa i’tikaf pada malam terakhir bulan Ramadan sampai Allah mewafatkan beliau. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  2. Menghidupkan malam dengan ibadah dan membangunkan keluarga untuk beribadah
    Dari Aisyah radhiallahu ‘anha; bahwa ketika masuk sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membangunkan keluarganya, menghidupkan malam-malamnya, dan mengencangkan sarungnya. (HR. Al-Bukhari dan Muslim)
  3. Mandi, berhias, dan memakai minyak pada waktu antara Maghrib sampai Isya
    Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Aisyah radhiallahu ‘anha, bahwa ketika bulan Ramadan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam terkadang tidur dan bangun beribadah. Akan tetapi, ketika masuk 10 hari terakhir, beliau mengencangkan sarungnya, menjauhi istri-istrinya, dan mandi pada waktu antara maghrib sampai isya. Ibnu Jarir mengatakan, “Dahulu, para sahabat menganjurkan untuk mandi setiap malam pada sepuluh malam terakhir.”
Lalu, bagaimana ciri-ciri Lailatul Qadar? Berikut hadists-hadists terkait.
  • Dari Ubay ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tanpa sinar menyilaukan, seperti bejana hingga meninggi.” (HR Muslim 762).
  • Dari Abu Hurairah, ia berkata: Kami menyebutkan malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda (yang artinya), “Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan, seperti syiqi jafnah (setengah bejana).” (HR Muslim 1170)
  • Dan dari Ibnu Abbas ra, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda (yang artinya), “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam yang indah, cerah, tidak panas, dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan.” (HR Thayalisi (349), Ibnu Khuzaimah (3/231), Bazzar (1/486), sanadnya hasan).
  • Dari Watsilah bin al-Asqo’ dari Rasulullah SAW: “Lailatul qadar adalah malam yang terang, tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak hujan, tidak ada angin kencang, dan tidak ada yang dilempar pada malam itu dengan bintang (lemparan meteor bagi setan)” (HR. at-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir 22/59 dengan sanad hasan).
Bagaimana jika kita mengalami Lailatul Qadar? Sabda Rasulullah, kita dianjurkan untuk berdoa.  ‘Aisyah ra bahwa dia bertanya: Wahai Rasulullah, bagaimana jika aku tahu suatu malam dari lailatul qadr, apa yang harus aku baca pada malam tersebut? Beliau bersabda: “bacalah:
Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun, Engkau menyukai ampunan, maka ampunilah aku.” (Riwayat Imam Lima selain Abu Dawud.)
Jadi, selamat berburu sang malam yang mulia!***
* Dari berbagai sumber

Inilah Peristiwa yang Disaksikan Rasulullah pada Malam Isra' Mi'raj

Ilustrasi


Ats Tsaqofah - Alhamdulillah, shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad. Keluarganya, sahabatnya, dan para pengikutnya hingga hari kiamat. Amma ba’du:

Meskipun peristiwa Isra’ dan Mi’raj diperselisihkan para ulama kapan terjadinya, yakni tidak ada kepastian terjadi pada tanggal 27 Rajab. Demikian juga karena tidak ada contoh dari Nabi shallallahu ’alaihi wasallam, kemudian para sahabat beliau serta para tabi’in dalam merayakannya, namun karena perhatian mayoritas kaum muslimin didunia pada hari ini tertuju kepada peristiwa Isra’ Mi’raj sehingga kita banyak mendengar dari para khatib, da’i, asatidzah, menyampaikan detil peristiwa tersebut termasuk gambaran-gambaran yang dilihat Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam, baik yang bersandar kepada riwayat yang shahih maupun tidak, maka kami ingin menukil dari sebagian ulama tentang sejauh mana keshahihan riwayat-riwayat tersebut.

Diantara gambaran yang disaksikan oleh Rasuullah shallallahu ’alaihi wasallam pada malam Isra’ adalah:

Para ahli ghibah:

Beliau melihat satu kaum yang memiliki kuku dari tembaga yang dengannya mereka mencakar wajah dan dada mereka sendiri. Maka Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam: maka aku bertanya: siapakah mereka wahai Jibril ? dia menjawab: Mereka adalah orang-orang yang memakan daging saudaranya sendiri (ghibah) dan melanggar kehormatan mereka. Hadits riwayat Imam Ahmad dan Abu Dawud dishahihkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth.

Beliau melihat para Nabi:

Dan beliau melihat para Nabi ’alaihimus shalatu wassalam disetiap langit beliau melihat seorang Nabi atau lebih.

Antara susu dan khamar:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: Didatangkan kepadaku dua bejana salah satunya berisi air susu dan yang lain khamar. Maka dia berkata: minumlah mana yang kau mahu, maka aku mengambil bejana berisi susu lalu meminumnya, lalu dikatakan kepadaku: kamu telah mengambil fitrah, adapun jika engkau mengambil yang berisi khamar maka umatmu seluruhnya akan sesat. HR Bukhari dan Muslim.

Sunah dan anjuran berbekam:

Dan Nabi shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: tidaklah aku melewati para malaikat dimalam Isra’ melainkan seluruhnya mengatakan kepadaku: Ya Muhammad hendaklah engkau melakukan bekam.

Beliau bersabda: tidaklah aku melewati penghuni langitpun pada malam Isra’ melainkan mereka mengatakan: ya Muhammad perintahkan umatmu untuk berbekam. Hadits-hadits ini diriwayatkan dalam Shahihul Jami’ dan  Shahih Sunan Ibnu Majah karangan Syaikh Albani rahimahullah.

Ganjaran para pemakan riba:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam juga melihat seorang laki-laki yang berenang dalam sebuah sungai dan dilempari batu, maka akupun bertaya: apa ini ? maka dikatakan kepadaku: pemakan riba. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan dishahihkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth.

Malaikat Jibril bagaikan pelana usang:

Dan Rasulullah shallallahu ’alaihi wasalam bersabda: Aku melewati pada malam Isra’ dengan para penghuni langit dan Jibril bagaikan kain pelana yang usang karena ketakutan dalam ibadah kepada Allah. Diriwayatkan oleh Ibnu Abi ’Ashim dan At-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath . Al-Haitsami mengatakan: Diriwayatkan oleh At-Thabrani dalam Mu’jamul Ausath dan para perawinya adalah para perawi shahih. Syaikh Albani mengatakan: Shahih dengan berbagai jalurnya.

Para dai yang melalaikan dirinya:

Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda: Aku melihat pada malam Isra’ beberapa orang laki-laki yang mulut mereka digunting dengan gunting dari neraka. Maka akupun bertanya: Ya Jibril ! siapakah mereka ? dia berkata: mereka itu para khatib diantara umatmu yang memerintahkan manusia kepada kebaikan dan melupakan diri mereka sendiri. Padahal mereka membaca Al-Qur’an, apakah mereka tidak berpikir ?

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dari Ali bin Zaid bin Jad’an dari Anas radhiallahu anhu, sedangkan Ali bin Zaid bin Jad’an lemah, dilemahkan oleh Al-Arnauth. Namun Syaikh Albani menshahihkannya dalam ” Ashahihah” dengan berbagai jalurnya.

Para pemakan riba:

Demikian juga riwayat mengenai para pemakan riba yang beliau lihat bahwa perut-perut mereka seperti rumah yang penuh dengan ular yang terlihat dari luar perut mereka. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah, dalam sanadnya ada Ali bin Zaid bin Jad’an, dia lemah. Dilemahkan oleh Syaikh Albani dan Al-Arnauth. Riwayat sebelumnya Shahih.

Riwayat hutang lebih utama dari sedekah:
Demikian juga riwayat: bahwa aku melihat pada malam Isra’ ada tulisan dipintu surga: sedekah dilipat gandakan dengan sepuluh kali, sedangkan hutang dengan delapan belas kali, maka aku bertanya kepada Jibril: kenapa hutang lebih utama dari sedekah ? dia menjawab: karena peminta meminta sesuatu sedangkan dia memiliki dan orang yang berhutang tidak berhutang kecuali karena keperluan. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah, dan Syaikh Albani berkata: hadits ini lemah sekali.

Para pemakan harta anak yatim:
Demikian juga hadits: Aku melihat pada malam Isra’, tiba-tiba aku berada diantara kaum yang memiliki bibir seperti bibir unta, dan telah ditugaskan malaikat yang mencabut bibir mereka, kemudian dimasukkan kedalam mulut mereka batu dari api neraka yang keluar dari bawah dubur mereka. Akupun bertanya: Ya Jibril ! Siapakah mereka ? dia menjawab: mereka adalah orang-orang yang memakan harta anak yatim dengan zalim, sesungguhnya mereka memakan api dalam perut mereka.

Syaikh Albani mengatakan dalam ” Silsilah Dhaifah dan Maudhuah” hadits ini lemah sekali. Syaikh Albani berkata: termasuk dalam hal itu sabdanya:

Para wanita penzina:

” Kemudian aku berlalu seketika, tiba-tiba aku diberitahukan ada wanita-wanita yang digantung dengan payudara mereka, maka aku mendengar mereka berteriak kepada Allah Azza Wajalla, maka aku bertanya: Ya Jibril ! siapakah para wanita itu ? dia menjawab: mereka adalah para wanita penzina dari umatmu ”.

Adapun gambaran dunia yang beliau lihat seperti wanita tua maka riwayatnya tidak shahih. Begitu juga riwayat beliau melihat Iblis dari kejauhan berusaha menjerumuskan beliau juga tidak shahih., begitu juga riwayat beliau melihat orang-orang yang menanam lalu memanen haditsnya juga lemah. Demikian juga hadits yang menceritakan Masyithah tukang sisir anak perempuan Fir’aun juga tidak shahih, meskipun sangat masyhur dikalangan para pemberi nasihat.

Wallahu A’lam.

Sumber : voa-islam.com

Rabu, 24 Agustus 2011

Inilah Amal Berbuah Cinta Allah

Oleh: Ustadz Aam Amiruddin

Orang yang paling bahagia adalah orang yang menjadi kekasih Allah. Seorang hamba yang menjadi kekasih Allah pasti akan mendapatkan kebahagiaan dunia dan akhirat. Amal saleh merupakan fondasi utama yang akan mengantarkan kita menjadi kekasih-Nya. Lalu, bagaimana caranya agar ibadah yang kita lakukan bisa mengantarkan pada cinta Allah SWT? Paling tidak ada lima kiat yang harus kita lakukan.

Pertama, lakukan ibadah dengan penuh cinta. Cinta manusia kepada Allah adalah puncak cinta manusia yang paling bening dan jernih. Cinta sebagai media untuk mengikat atau menghubungkan hamba dengan Allah. Adanya kerinduan ingin bertemu dengan Allah dan kerinduan kepadanya bukan hanya dengan berkomunikasi dalam bentuk shalat, doa, zikir, dan membaca Aquran tetapi diwujudkan juga dalam sikap istiqamah atau konsisiten dalam berpegang teguh pada ajaran Islam.

Rasulullah SAW mengingatkan, "Seorang hamba tidak disebut beriman kecuali bila aku lebih dia cintai daripada anaknya, orang tuanya, dan manusia seluruhnya." (HR Bukhari).
Kedua, lakukan amal saleh secara maksimal sesuai dengan kemampuan. Seorang pengusaha tidak mungkin sukses tanpa mengalami rintangan. Seorang pelajar tidak mungkin menjadi ilmuwan tanpa melalui tahap pendidikan dan ujian. Begitu pula dengan surga. Seorang hamba yang berniat ingin meraih kenikmatan surga, tentu saja harus melewati tahapan ujian dari Allah.

Ketiga, mujahadah, yakni bersungguh-sungguh melakukan amal saleh sehingga setan tidak memiliki peluang untuk menggelincirkan manusia ke dalam kesesatan. Allah SWT akan memberikan petunjuk ke jalan yang diridai-Nya kepada orang yang ibadahnya disertai mujahadah.

Sifat mujuahadah ini tampak jelas pada Rasulullah SAW yang selalu melakukan shalat malam hingga kedua tumitnya bengkak. Ketika itu, Aisyah RA bertanya, "Mengapa engkau lakukan hal ini (shalat malam), bukankah Allah SWT sudah mengampuni dosamu yang sudah lalu dan yang akan datang? Rasulullah SAW bersabda, "Bukankah sepantasnya aku menjadi seorang hamba yang bersyukur?" (HR Bukhari dan Muslim).

Keempat, sabar ketika beramal. Ibadah apa pun, shalat, puasa, zakat, haji, shalat malam, maupun ibadah lainnya, hendaknya dilaksanakan dengan sabar. Kelima, berjamaah dalam melakukan amal saleh.

Sebuah peribahasa menyebutkan, "Seekor harimau tidak akan pernah menerkam kambing yang sedang berkelompok." Peribahasa itu menunjukkan, musuh takut akan perlawanan yang dilakukan secara berkelompok. Begitu juga setan. Ia akan kesulitan menggelincirkan manusia dalam kesesatan jika ibadah selalu dikerjakan secara berjamaah. Apalagi, ibadahnya disertai dengan keikhlasan yang murni karena Allah SWT.

"Tidaklah tiga orang penghuni desa atau penghuni pegunungan yang tidak mendirikan shalat berjamaah kecuali mereka telah dikuasai oleh setan. Karena itu, hendaknya kamu melakukan shalat dengan berjamaah karena harimau hanya mau menangkap kambing yang sedang sendirian." (HR Abu Daud dan Nasa'i). Semoga Allah SWT memberi kekuatan kepada kita untuk meraihnya. Amin.
Dimuat di Republika cetak dengan judul Amal Berbuah Cinta Allah

Membalas Keburukan dengan Kebaikan

Oleh Salahuddin El Ayyubi MA

Suatu ketika pelayan Imam Hasan Al-Bashri menyampaikan bahwa seseorang telah menjelek-jelekkan namanya. Mendengar hal tersebut, sang Imam kemudian memanggil pelayan dan memintanya untuk memberikan kurma pada orang tersebut. Pelayan berkata, “wahai imam, bukankah dia telah menjelekkanmu di hadapan orang banyak. Tapi kenapa engkau malah memberinya kurma?” Sang imam pun menjawab, “Bukankah sudah sepantasnya aku memberikan hadiah bagi orang yang telah membuat diriku di sisi Allah SWT”.

“Apa maksud semua ini wahai Jibril?” Tanya Rasul SAW pun ketika turun ayat: “Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh” (Al-A’raf: 199).  Jibril pun menjawab, “Wahai Rasul Allah, sesungguhnya Allah SWT memerintahkanmu untuk memaafkan orang yang menzalimimu, memberi kepada orang yang pelit kepadamu, dan menyambung silaturahim kepada orang yang memutuskannya denganmu”.

Jadilah pribadi yang tenang dan menenangkan. Bukan pribadi yang gelisah dan penuh amarah. Tenang bukan berarti tidak mampu, tenang bukan berarti kalah, tenang bukan berarti lambat. Tenang adalah seni menyampaikan kritikan dengan bahasa yang lembut, tenang adalah penyampaian fakta keras dengan cara yang lembut, tenang adalah penolakan berat dengan cara yang ringan. Itulah yang ditunjukkan oleh Rasul SAW ketika penduduk Thaif melempari beliau dengan batu. Beliau malah berdoa, “Allahummahdii qawmii fainnahum laa ya’lamuun” (Ya Allah berilah hidayah kepada kaumku ini, karena sesungguhnya mereka tidak tahu apa-apa).

Memang bukan perkara yang mudah untuk menahan marah atau emosi. Apalagi kemudian membalasnya dengan hal yang sebaliknya. Tidak semua orang mampu melakukannya. Sehingga ketika Abdullah bin Amr menanyakan hal apakah yang bisa menjauhkannya dari murka Allah? Rasulullah menjawab: “Laa taghdhab (Janganlah kau marah)” (HR Imam Ahmad)

Dalam satu hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah tentang keutamaan puasa, Rasulullah SAW bersabda: “…Jika ada seseorang yang mencaci dan mengajak berkelahi maka katakanlah, “Saya sedang berpuasa. Demi Zat yang jiwaku berada di genggaman Nya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi….”.  (HR Bukhari).
Mulut yang senantiasa mengucapkan kata-kata indah bukan kata-kata kotor, kata-kata yang menyejukkan bukan yang menyakiti, kata-kata yang menenangkan bukan yang menggelisahkan, kata-kata yang memaafkan bukan yang mendendam, kata-kata yang memuliakan bukan yang menghinakan.

“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar” (Surah Fussilat: 34-35).

Ibnu Haitam, Bapak Optik yang Cerdas





Ibnu Haitam, Bapak Penemu Optik



TRIBUNNEWS.COM - Nama lengkapknya Abu Ali Hasan al-Haitam atau Ibnu Haitam. Ia membuat banyak penemuan di bidang fisika dan optika yang bermanfaat untuk kehidupan manusia!
Di dunia barat, ia lebih dikenal dengan sebutan Alhazen atau bapak optik. Ibnu Haitam lahir di Basra, Irak tahun 956. Ia terus giat menimba ilmu hingga menjadi ilmuwan terkenal.
Ibnu Haitam sempat menjalani profesi sebagai pegawai pemerintahan. Namun, ia tidak betah karena ingin mengembangkan pengetahuan di bidang, fisika, optik, matematika dan lainnya.
Haitam pun berhenti dari pekerjaannya. Ia pergi ke Spanyol, tempat yang dikenal sebagai peradaban ilmu pengetahuan Eropa di masa itu.
Di sana,ia tertarik mempelajari optika hingga membuat namanya semakin dikenal. Penemuan Haitam di bidang optika yang terkenal adalah "hukum refraksi".
Hukum tersebut merupaan hukum fisika yang menyatakan bahwa sudut refleksi dalam pancaran cahaya sama dengan sudut masuk.
Ibnu Haitam juga berhasil menemukan sebuah Teori Penglihatan Manusia. Ia menolak teori Ptolemaeus dan Euclides yang mengatakan bahwa manusia melihat benda melalui pancaran cahaya yang keluar dari matanya.
Menurut Haitam, bukan mata yang memberikan cahaya justru benda yang terlihat itulah yang memantulkan cahaya ke mata manusia.
Ibnu Haitam juga memberikan sumbangan besar bagi dunia ilmu pengetahuan moderen. Tak hanya tentang optika tapi juga mengenai astronomi.
Pendapatnya di bidang astronomi tentang lapisan atmosfer dan perkiraanya mengenai jarak matahari dengan benda-benda angkasa lainnya dipercaya mempercepat temuan-temuan ilmuwan Barat tentang kosmologi moderen.

Abul Wafa, Ilmuwan Muslim Penemu Rumus Dasar Trigonometri

Abul Wafa


TRIBUNNEWS.COM - Matematika bukanlah hal yang sulit tapi menyenangkan bagi ilmuwan muslim bernama Abul Wafa. Bahkan matematika juga yang membuat namanya dikenal di dunia Barat. Abul Wafa adalah seorang ilmuwan serba bisa.
Selain jago di bidang matematika, ia pun terkenal sebagai insinyur dan astronom terkenal pada zamannya.
Ia terlahir di Buzjan, Khurasan (Iran) pada tanggal 10 Juni 940/328H. Ia belajar matematika dari pamannya, Abu Umar al Maghazali dan Abu Muhammad Ibn Ataba.
Salah satu peran terbesar Abul Wafa dalam Matematika adalah menemukan rumus dasar Trigonometri.Trigonometri berasal dari kata trigonon yang artinya tiga sudut dan metro; mengukur.
Ilmu tersebut merupakan cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus dan tangen.
Rumus-rumus yang dihasilkan oleh Abul Wafa, hingga kini masih bertahan. Kemampuannya menciptakan rumus-rumus baru matematika membuktikan bahwa Abul Wafa adalah seorang ahli matematika yang jenius!
Pantas, jika ilmuwan Islam ini dianggap sebagai orang jenius. Pengetahuannya begitu luas, termasuk dalam bidang astronomi. Karena kemampuannya itulah, Organisasi Astronomi Internasional (IAU) pun mengabadikan namanya di kawah bulan!
Abul Wafa menjadi salah satu dari 24 ilmuwan Islam yang namanya diabadikan tanpa menggunakan nama barat. Jadi, nama yang tertulis di kawah bulan itu benar-benar nama aslinya, Abul Wafa.
Lokasi kawah bulan bertuliskan nama Abul Wafa ada di dekat ekuator bulan. Letaknya berdekatan dengan sepasang kawah Ctesibius dan Heron di sebelah timur.
Begitulah dunia astronomi moderen mengakui jasanya sebagai seorang astronom di abad ke-10.

Ibnu Sina, Si Raja Obat

Ibnu Sina


TRIBUNNEWS.COM - Saat usianya 5 tahun, Ibnu Sina sudah pandai menghafal Al-Quran! Luar biasa! Sejak kecil, ia memang telah memperlihat sebagai sosok yang cerdas dan jenius.
Semangat belajar dan mencari ilmu pengetahuan adalah salah satu karakter yang terlihat jelas dari ilmuwan bernama lengkap Abu Ali al-Husain bin Abdullah.
Begitu jeniusnya tokoh yang satu ini, sampai-sampai guru di sekolahnya pun meminta pada ayah Ibnu Sina agar ia berhenti dari sekolah dan belajar sendiri secara otodidak.
Gurunya yakin, jika Ibnu Sina punya lebih banyak waktu untuk belajar sendiri, ia akan tumbuh menjadi manusia yang lebih hebat dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan.
Wah, apa yang disarankan guru Ibnu Sina itu pun terbukti! Ia banyak belajar dari berbagai buku tentang matematika, agama, metafisika hingga kedokteran.
Ia sangat menyukai dunia kedokteran. Tidak tanggung-tanggung, ia juga belajar bagaimana cara merawat orang sakit.
Hasilnya? Di usia 16 tahun, ia berhasil menguasai ilmu kedokteran dan mulai praktek sebagai dokter ketika berusia 18 tahun.
Kehebatan Ibnu Sina pun kian terdengar dan dikenal sebagai dokter di Bukhara. Suatu hari, seorang penguasa Dinasti Samaniah, Nuh bin Mansur yang tengah sakit keras mengundangnya ke istana.
Nuh meminta Ibnu Sina untuk mengobatinya. Ia pun berhasil! Akhirnya, Ibnu Sina diangkat menjadi dokter istana. Orang-orang yang datang berobat padanya semakin banyak.
Petinggi negara lain pun berhasil disembuhkan, speerti Ratu Sayyidah, Sultan Majdud dari Rayy, Syamsu Dawla dari Hamdan dan masih banyak lagi.
Karena keahliannya di bidang kedokteran, ia dijuluki Raja Obat.

Al Farabi, Kepandaiannya Melebihi Aristoteles

TRIBUNNEWS.COM - Satu lagi sosok ilmuwan Islam yang sangat pandai. Dia adalah Al Farabi. Orang yang pertama kali memasukkan ilmu logika ke dalam kebudayaan Arab adalah al-Farabi. Kepandaiannya di bidang ini jauh melebihi Aristoteles. Nama lengkapnya adalah Abu Nasr Muhammad bin Muhammad bin Tarkhan bin Uzlag al-Farabi. Ia dilahirkan pada 870 M di Desa Wasiji, Transoxiana. Sejak kecil, al Farabi dikenal sebagai anak yang cerdas.
Ketika dewasa, ia pindah ke Baghdad dan memperdalam berbagai macam ilmu, antara lain filsafat, logika, matematika, ilmu politik, dan musik.
Dari Baghdad, ia lalu pindah ke Harran (Iran) dan belajar filsafat Yunani setelah itu, ia kembali lagi ke Baghdad.
Al-Farabi mencerminkan sifat guru sejati yang diidealkan pada saat itu. Sekalipun ia tinggal di istana, hidupnya sederhana.
Sebagian besar waktunya digunakan untuk mengkaji ilmu dan menulis. Ratusan karya telah dihasilkannya antara lain buku berjudul Intisari Buku Metafisika.
Di samping itu, ia juga terus menghabiskan waktunya untuk mengajar.
Al Farabi juga dikenal sebagai pakar musik. Ia pandai bermain musik. Suatu hari, Amir Syayf ad-Dawlah mengajak Al farabi mendengarkan musik yang dimainkan oleh para pemusik yang sudah jago.
Ketika pemusik itu mengeluarkan suara musik, Al farabi menemukan kesalahan dan diungkapkannya ke pada Amir. Lalu, Amir meminta Al Farabi untuk memainkan sendiri alat musiknya.
Ketika Al Farabi memainkan alat musiknya, orang-orang yang hadir lalu tertawa. Lalu, ia menggubah komposisi musiknya, tiba-tiba, semua yang mendengarkan pun menangis.
Kemudian ia gubah lagi, semua yang mendengarkan pun tertidur. Permainan musiknya sungguh luar biasa! Ia bisa membuat pendengar tertawa, menangis dan akhirnya tertidur.
Al Farabi memang pantas disebut pemain musik ulung!

Keistimewaan 10 Malam Terakhir Ramadhan

Oleh Tgk Muslim Ibrahim (Ketua MPU Aceh)
Jamaah membaca Al Quran usai menunaikan sholat ashar di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Rabu (11/8/2010). Pada bulan Ramadhan, banyak warga termasuk anak-anak mengisi waktu dengan beribadah.
TRIBUNNEWS.COM - RAMADHAN, sesungguhnya merupakan bulan seluruhnya mulia. Mulia di awalnya, di pertengahannya, dan juga di akhirnya. Awalnya rahmat, pertengahannya maghfirah dan akhirnya pembebasan dari api neraka, seperti yang disabdakan Rasulullah dalam riwayat Salman Al-Farisi.
Untuk pembebasan dari neraka inilah, agaknya Rasulullah saw mengencangkan ikat pinggang, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya, seperti yang diutarakan Aisyah ra. Apa rahasia perhatian lebih beliau terhadap sepuluh hari terakhir Ramadhan? Paling tidak ada dua sebab utama:
Pertama, karena sepuluh terkahir ini merupakan penutupan bulan Ramadhan, sedangkan amal perbuatan itu tergantung pada penutupannnya atau akhirnya. Rasulullah saw berdoa: "Ya Allah, jadikan sebaik-baik umurku adalah penghujungnya. Dan jadikan sebaik-baik amalku adalah pamungkasnya. Dan jadikan sebaik-baik hari-hariku adalah hari di mana saya berjumpa dengan-Mu Kelak."
Sepuluh akhir Ramadhan merupakan pamungkas bulan ini, sehingga diharapkan, setiap manusia mengakhiri Ramadhan dengan kebaikan, yaitu dengan mencurahkan daya dan upaya untuk meningkatkan amaliyah ibadah di sepanjang sepuluh hari akhir Ramadhan ini.
Kedua, karena dalam sepuluh hari terakhir Ramadhan kuat dugaan datangnya lailatul qadar, karena lailatul qadar bisa saja datang pada bulan Ramadhan secara keseluruhan, sesuai dengan firman Allah swt: "Sesungguhnya Kami telah turunkan Alquran pada malam qadar." Dan firmanNya: "Bulan Ramadhan adalah bulan diturunkan di dalamnya Alquran, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan dari petunjuk dan pembeda -antara yang hak dan yang batil."
Alquran juga menyebutkan: "Lailatul qadar, adalah malam lebih baik dari seribu bulan." Karenanya Rasul berpesan: "Carilah lailatul, terutama pada malam-malam ganjil pada sepuluh terakhir Ramadhan."

Khasiat Shalat untuk Kesehatan Tulang Belakang

Foto: spacecoastmedicine.com
Setiap hal di dunia ini tidak pernah berubah. Semuanya mengikuti hukum alam, atau dalam bahasa Alquran disebut Sunatullah. Misalnya, DNA manusia dan rotasi bumi yang tetap seperti itu. Begitu pula setiap makhluk Allah yang lain, semua diciptakan dengan “orbit”-nya masing-masing.
Manusia juga diciptakan dengan orbitnya. Orbit manusia ini ketika seluruh fungsi sosiologi organ berjalan dengan optimal. Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna dengan fungsi self healing. Dalam tubuh juga ada pasangan-pasangan yang menjaga keseimbangan, seperti osteoblas – osteoclast. Tubuh punya sistem utk kembali pada keseimbangan. Dalam istilah kedokteran, ada sistem homestasis, enzim pluripoten, dan sistem hormon endorin-costison.
Ada beberapa hadits yang perlu diperhatikan dalam masalah ini:
Allah menurunkan penyakit dan menurunkan pula obatnya, diketahui oleh yang mengetahui dan tidak akan diketahui oleh orang yang tidak mengerti. (HR. Bukhari dan Muslim)
Allah tidak menjadikan penyembuhanmu dengan apa yang diharamkan atas kamu. (HR. Al-Baihaqi)
Mohonlah kepada Allah keselamatan dan alat (kesehatan). Sesungguhnya tiada sesuatu pemberian Allah sesudah keyakinan (iman) lebih baik daripada kesehatan. (HR. Ibnu Majah)
Gangguan pada tulang belakang atau lowback pain disebabkan 80% oleh benigna yang tidak terlalu berbahaya dan bisa diselesaikan dengan shalat tumaninah. Hanya 20% yang disebabkan oleh maligna yang memang berbahaya. Keluhan lowback pain cenderung bertambah seiring gaya hidup modern. Gangguan lebih banyak pada biomekanik otot.
Terapi yang benar dapat memelihara kesehatan pinggang yang hasilnya lebih lama dan paripurna. Hanya perlu bantuan obat-obatan di fase akut. Setelah fase akut lewat, pasien harus mengubah life style menjadi hidup yang sehat. Pasien harus mengembalikan hak tubuh ke orbitnya kembali.
Salah satu terapi yang bisa dilakukan adalah terapi shalat. Dalam Alquran, shalat merupakan aktivitas paripurna fisik dan psikis.
Sesungguhnya bangun di waktu malam adalah lebih tepat (untuk khusyuk) dan bacaan di waktu itu lebih berkesan. (Al Muzammil ayat 6)
Perumpamaan shalat lima waktu seperti sebuah sungai yang airnya mengalir dan melimpah dekat pintu rumah seseorang yang tiap hari mandi di sungai itu lima kali. (HR. Bukhari dan Muslim)
Sempurnakanlah rukuk dan sujud, demi Allah, sesungguhnya aku dapat melihat engkau di belakangku (belakang punggungku) saat engkau rukuk atau sujud. (Shahih Muslim)
Terapi lowback pain akibat benigna atau kelainan pada otot yang dimulai dengan pengobatan bagi penyakit yang akut dengan obat-obatan dan stimulasi zat/enzim tubuh dengan makanan halalan toyiban (halal dan sehat).  Penguatan bisa dilakukan dengan kembali ke “orbit” tubuh atau mengembalikan ke gaya hidup sehat. Pemeliharaan dengan shalat yang khusyu dan benar. Kontraksi biomekanik paling optimal pada saat ruku. Pada saat sujud tubuh mengalami latihan isometrik dan isotonik.

Sabtu, 06 Agustus 2011

Qiyam Ramadhan atau Shalat Tarawih

Suasana Shalat Tarawih

Dalilnya
Dari Abu Hurairah R.A., Rasulullah SAW bersabda:
“Barangsiapa mendirikan shalat malam di bulan Ramadhan karena iman dan mengharap pahala (dari Allah) niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Hadits Muttafaq ‘Alaih)
Dari Abdurrahman bin Auf R.A. bahwasanya Rasulullah SAW bersabda:
“Sungguh, Ramadhan adalah bulan yang diwajibkan Allah puasanya dan kusunatkan shalat malamnya. Maka barangsiapa menjalankan puasa dan shalat malam pada bulan itu karena iman dan mengharap pahala, niscaya bebas dari dosa-dosa seperti saat ketika dilahirkan ibunya.” (H.R. An-Nasa’i)
Hukumnya
Qiyam Ramadhan (shalat malam Ramadhan) atau shalat tarawih hukumnya sunnah mu’akkadah (ditekankan), dituntunkan oleh Rasulullah SAW dan beliau anjurkan serta sarankan kepada kaum Muslimin.
Bilangannya
Jumlah rakaat shalat qiyamu ramadan atau shalat tarawih yang paling shahih dan dianjurkan adalah 11 raka’at, dengan ketentuan 4 raka’at + 4 raka’at + 3 raka’at, sebagaimana hadits dari A’isyah:
“Abu Salamah bin Abdirrahman bertanya kepada A’isyah r. a tentang bagaimana tatacara Rasulullah SAW shalat qiyamu ramadahan (shalat tarawih) Maka dia (A’isyah) menjawab: ‘Tidaklah Rasulullah SAW menambah (rakaat) pada bulan ramadahan dan tidak pula pada selainnya (Ramadhan) dalam 11 rakaat, Beliau (Nabi SAW) shalat 4 rakaat maka tidak perlu ditanya tentang baiknya dan panjangnya, kemudian Beliau (Nabi SAW) shalat 4 rakaat (lagi) maka tidak perlu ditanya tentang baiknya dan panjangnya, kemudian Beliau shalat 3 raka’at. A’isyah berkata, maka Aku (A’isyah) bertanya ‘Ya Rasulullah apakah engkau tidur sebelum witir?’ Maka Beliau (Rasulullah SAW) menjawab: ‘Ya A’isyah sesungguhnya kedua mataku tidur, dan hatiku tidak tidur’. (H.R. Bukhari)